Rabu, 17 November 2010

derai derai cemara

DERAI DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

malam di pegunungan

MALAM DI PEGUNUNGAN

Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!

doa

DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

hampa

HAMPA

kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti

penerimaan

PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

aku

AKU

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Selasa, 16 November 2010

gelisahku

Gelisahku

Aku terpuruk dalam kegelisahanku
tak tau harus ku bagi kepada siapa
tentang kerinduanku
tentang ketidak mampuanku meluruskan hati
tentang rasa rasa yang aku pun tak pernah akan memahami makna apa yang terkaji

persahabatan

persahabatan

Sahabat Bukanlah seperti cuaca dibumi,
kadang mendung,kadang cerah,.
sahabat itu bisa diartikan seperti rambut kita, karena rambut akan terus menerus tumbuh sampai ajak menjemput.

sahab at sejati mengerti kapan datang dan kapan pergi.
sahabat temani aku sampai ekhir menjemput ku,

sahabat jangan pergi.
thanks friend

gempita warna cakrawala

Gempita Warna Cakrawala"

hitam.. biru.. putih.. abu-abu..
jingga tembaga..
merah mempesona..
gempita warna cakrawala..
bercerita perihal ke-Maha-Besaran
penciptanya..

tarian rintik romansa petang

Tarian Rintik Romansa Petang"

genderang angkasa ditabuh gemuruh,
ramai..
selimut hari sang rawi sembunyi,
dingin..
tetari rintik romansa alam,
cantik..

aku girang mereka senang,
kuyup..
semuanya sunyi dalam diam,
hening..

tertegun menanti,
rahmat turun gemulai,
pentas langit hadir di bumi